Saturday, December 24, 2011

Sejarah SMP 8 Yogyakarta

Tak terasa, sudah lima puluh tahun sekolah kita tercinta ini berdiri. Sejak zaman‘kuda gigit besi’, atau istilahnya zaman ‘jadul’ (jaman dulu), ketika kita belummencicipi gairah kehidupan, bahkan ketika gerakan G30S/PKI masih padakedudukan paling ‘panas’nya, hingga zaman ‘jambrut’ (jaman brutal), dimanakita sudah dapat merasakan indahnya kehidupan yang serba damai, sertamudahnya kehidupan dengan teknologi yang kian maju seiring berkembangnyaera globalisasi ini. Sudah banyak yang kita dapatkan, sekaranglah saatnya kitauntuk mengulik kembali sejarah SMP N 8 Yogyakarta.
Gerbang SMP N 8 Yogyakarta dahulu
Gedung SMP 8 didirikan pada awal tahun 1954 di atas tanah berukuran9567 m2
. 
Dulunya sekolah kita ini bukanlah sekolah biasa, namun adalah sebuahtempat penyelenggaraan pendidikan SGP (Sekolah Guru Pertama). kemudianpada tahun 1956 SGP ini berubah menjadi SGB II (Sekolah Guru Biasa), dan padasaat itu tampuk kepemimpinan sekolahnya digenggam oleh Bapak Samidjo HadiSupatmo, BA.Lalu pada tanggal 1 Agustus 1960, seperti yang telah kita duga, gedungSGB II itu diubah menjadi gedung SMP N 8 Yogyakarta, dan pada saat itulah IbuMandoyo Dewono diserahi tanggungjawab sebagai kepala sekolah pertamasekolah kita yang kita banggakan ini. Beliau menduduki jabatan kepala sekolahkurang lebih selama sepuluh tahun. Pada tahun 1970, beliau digantikan olehBapak Drs. Soewondo Dwiatmojo, yang mengepalai SMP N 8 Yogyakarta selamadua belas tahun. Ini adalah periode terpanjang yang pernah ada di dalamsejarah SMP N 8 Yogyakarta. Masa pemerintahan beliau berakhir pada tanggal31 Maret 1982, dan saat itu pula masa kepemimpinan Bapak Drs. Suyadidimulai.Drs. Suyadi menjadi kepala sekolah selama 6 tahun 10 bulan dan 16 hari,karena pada tanggal 16 Februari 1989 Bapak Drs. Suraji mulai memimpin SMP N8 Yogyakarta. Tiga setengah tahun menjelang, kemudian beliau digantikan olehBapak Drs. Soenarto yang menjabat sebagai kepala sekolah SMP N 8 Yogyakartasejak tanggal 8 Agustus 1992 hingga tanggal 16 September 1994. Singkatsekali.... Sayang kami (red) tidak mengetahui apa alasannya. Pada tanggal yangsama pula, Drs. Soenarto digantikan oleh Bapak Soetarman, BA.Bapak Soetarman, BA menjabat sebagai kepala sekolah SMP N 8 Yogyakarta selama 5 tahun. Pada tanggal 9 Februari 1999, beliau digantikanoleh Bapak Mas’udi Asy yang menjabat selama sekitar sembilan tahun. Selamasembilan tahun itu pula, SMP N 8 Yogyakarta mengalami perkembangan-perkembangan yang dirasa sangat berarti bagi seluruh civitas akademika dilingkungan SMP N 8 Yogyakarta. Beberapa infranstruktur dibangun, seperti diantaranya adalah masjid sekolah yang dapat menampung sekitar 75 % dariseluruh warga sekolah yang berjumlah lebih dari 1100 jiwa. Dan lagi, selama

masa kepemimpinan Bapak Mas’udi Asy itu pula SMP N 8 Yogyakarta naiktingkat menjadi Sekolah Standar Nasional atau yang lebih familiar disebutdengan kata ‘SSN’, tepatnya pada tahun ajaran 2004/2005. Tak puas dengangelar itu, akhirnya SMP N 8 Yogyakarta terakreditasi ‘amat baik’, nilai yangsudah diduga akan mengharumkan nama SMP N 8 Yogyakarta.Sayang beribu sayang, Bapak Mas’udi Asy akhirnya harus mengucapkanselamat tinggal kepada seluruh warga SMP N 8 Yogyakarta, karena beliaudipindah tugaskan ke sekolah yang letaknya tak begitu jauh dari SMP N 8 Yogyakarta, dan seperti yang kita tahu adalah SMP N 1 Yogyakarta.Namun ‘esa hilang, dua terbilang’. Tak sia-sia Bapak Mas’udi Asy berjuangdemi SMP N 8 Yogyakarta tercinta ini. Sebab pengganti beliau pun tak kalahbermutu dan bagus dibanding baliau. Siapakah beliau? Tentu saja, kita pastisudah dapat menebaknya, yaitu kepala sekolah kita yang sekarang : BapakSupardi H.S. Beliau dulunya memimpin SMP N 7 Yogyakarta. Bapak tiga anakyang lahir di pelosok Kulonprogo, 18 Maret 1951 ini siap menyongsong hari yanglabih cerah untuk SMP N 8 Yogyakarta, menjalankan tugas mulia yanitu menjadikepala sekolah kita hingga saat artikel ini dibuat. Pada tahun 2008, tahundimana Bapak Pardi mulai memimpin sekolah kita, SMP N 8 Yogyakarta memulaiprogram RSBI (Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional) yang diterapkan secarakhusus untuk dua kelas, yaitu kelas VII 9 dan kelas VII 10 (pada masa itu, berartiyang dimaksud disini adalah siswa-siswi SMP N 8 Yogyakarta angkatan 2011).Pada dua kelas yang telah dijatah kuotanya hingga berjumlah 28 anak per kelasitu telah dilengkapi dengan komputer, LCD, Audio Visual, Air Conditioner (AC),dan sebagainya. Selain itu pembelajarannya juga berbeda dengan kelas lainyang tergolong reguler (VII 1 sampai dengan kelas VII 8), yaitu denganpembelajaran yang berbasis teknologi informasi / internet serta menjalin sebuah
partnership
dengan sekolah-sekolah modern di luar negeri.

No comments:

Post a Comment