Saturday, December 24, 2011

Sejarah Berdirinya Radio Geronimo

Sekitar tahun 1968 mengiringi kemajuan jaman, di Yogyakarta mulai bermunculan pemancar-pemancar model broadcasting. Pemancar-pemancar tersebut lahir dari hobby atau kegemaran di bidang elektronika dan kesenangan akan musik atau lagu-lagu manca negara dan lagu-lagu nusantara, yang dipelopori oleh anak-anak muda pada umumnya. Di antara pemancar-pemancar yang bermunculan di Yogyakarta, tersebutlah suatu tempat yang dikenal dengan Jl. Dr. Sutomo No. 45, yaitu sebuah rumah yang didiami oleh Bapak Abdul Mustajab (meninggal tahun 1981) beserta keluarga yang sekarang menjadi bengkel mobil Bambang. Di tempat inilah terdapat sekelompok anak muda yang suka berkumpul sambil memutar musik piringan hitam lagu-lagu Barat dan mendengarkan chart radio luar negeri. Dari mereka lahirlah suatu gagasan untuk mendirikan pemancar radio broadcasting.
Setelah mengadakan persiapan dengan teliti dan cermat, maka mengudaralah mereka pada gelombang 56 meter, dengan menamakan radionya dengan sebutan “Gembel Rapi” yang artinya Gemar Belajar Rajin Berpikir. Mereka memilih nama Gembel Rapi karena kebanyakan dari mereka masih duduk di bangku SMA dan mahasiswa. Gembel Rapi inilah yang merupakan cikal bakal Radio Geronimo. Pada saat siaran, penyiar-penyiarnya memberikan gelar pada dirinya sendiri yaitu “Senator”.
Pada waktu itu radio ini dikelola oleh para anak muda, antara lain :
  1. Sonny Kusuma Yuliarso (Senator Valentino), sekarang Presiden Komisaris Radio Geronimo.
  2. Gatot Kartiyoso (Senator Bonaparte), sekarang komisaris Radio Geronimo
  3. Abdul Syukur (Senator Ferdinand)
  4. Siswanto S. (Senator Onasis)
  5. Antono Widodo (Senator Antonio)
  6. Sudibyo Placidus (Senator Bonaventura)
  7. Ambar Suryanto (Senator Ambasador)
  8. Suharto (Senator Romeo)
  9. Bambang Widjatmoko (Senator Bambino)
  10. Suprapto Purwijayanto (Senator Edison)
  11. Widodo S (Senator Gusti Budha)
  12. Alex Hartrisno (Senator Alexander)
  13. Sudjono S (Senator John O)
  14. Bambang Setiawan (Senator Otto von Bismark)
  15. Waspodo (Senator Washington)
  16. Dr. Puranto (Senator Al Capone)
  17. Pranowo (Senator Old Shatterhand)
  18. Santo Sewoyo (Senator Santo Bolivar)
Untuk dapat berkomunikasi dengan pendengar dan para pecintanya serta untuk memenuhi permintaan lagu, mereka menggunakan pesawat telepon bernomor 565 yang belum otomatis (untuk menelpon harus menghubungi operator dulu). Pesawat telepon tersebut milik Bapak Abdul Mustajab yang diparalelkan dengan sebuah pesawat telepon model kuno. Maka sejak itulah Gembel Rapi makin dicintai anak muda dan setiap bulannya mendapat kiriman piringan hitam dari Jerman Barat. Wilayah pendengar pada waktu itu hanya dalam jangkauan yang sempit, yaitu sekitar Lempuyangan dan sekitar Mataram Theatre sekarang. Disebabkan oleh rasa tidak puas dengan pemancar yang sudah ada, maka pada tahun 1970 mereka membeli pemancar Comand Set dari studio Voice of Padmanaba, yaitu radio milik SMA 3 Padmanaba Yogyakarta, dengan memakai pemancar pada gelombang 106 meter.
Pada tahun 1970, pemerintah mengeluarkan peraturan tentang pemancar radio broadcast di Indonesia. Kemudian dikeluarkan Peraturan Pemerintah No. 55 Tahun 1970, yaitu tentang Radio Siaran Non Pemerintah pada tanggal 17 Desember 1970. Disusul kemudian Surat Keputusan No. 25 Tahun 1971, yaitu ketentuan-ketentuan pemberian ijin radio siaran oleh Menteri Perhubungan. Mulai saat itulah Gembel Rapi dinyatakan terdaftar dan mendapat ijin siaran.
Dalam rangka pelaksanaan Peraturan Pemerintah tahun 1970 dan diikuti dengan keluarnya Surat Keputusan Menteri Penerangan No. 34/KEP/MENPEN/1971, tentang petunjuk umum mengenai kebijaksanaan penyelenggaraan acara serta isi siaran bagi Radio Siaran Non Pemerintah, tanggal 20 April 1971, maka pada tanggal 31 Mei 1971 Gembel Rapi memulai kehidupan baru dengan nama baru yang dilahirkan oleh Sonny Kusuma Yuliarso Issoedibjo, yaitu PT Radio Geronimo dengan callsign (nama panggilan) PM5BMR yang meramaikan kehidupan udara kota Yogyakarta. Nama Geronimo diambil dari nama seorang kepala suku Indian (Apache), yang memiliki sejarah dalam merintis kehidupan mulai dari bawah hingga menjadi kepala suku Indian yang bijaksana, gagah berani dan jujur. Pada tahun 1971 ini, pesawat telepon di Yogya mengalami otomatisasi, pesawat telepon nomor 565 berubah menjadi nomor 2395. Sampai dengan tahun 1974, Siswanto Sewoyo menjabat sebagai direktur PT Radio Geronimo, kemudian tahun 1974 sampai dengan 1977 dipegang oleh Drs. Suharto dan mulai tahun 1977 hingga Juni 2008 jabatan direktur dipegang oleh Ir. Suprapto Purwijayanto dan terhitung sejak Juli 2008 hingga saat ini jabatan direktur dipegang oleh Rafika Duri.
Pada tahun 1982,merupakan tahun yang sangat penting dalam kehidupan Radio Geronimo, sebab pada tahun ini selaras dengan kemajuan yang telah dicapai maka dirasakan situasi dan lokasi studio Radio Geronimo sangatlah kurang memenuhi syarat. Tersebut pula bahwa ada peraturan tentang kriteria stasiun radio dalam hal bangunan fisik yang berisi antara lain harus tersedia:
1. Ruang kantor, ruang tamu
2. Ruang operator, ruang siaran dan ruang pemancar
3. Ruang diskotik, dapur dan kamar mandi
Selain itu juga ada ketentuan tidak boleh bercampur dengan rumah tangga, sekolah, gereja, kantor lain.
Karena ruangan yang ada di Jl. Dr. Sutomo No. 45 tidak mungkin lagi untuk diperluas, maka atas kesepakatan bersama disetujui untuk pindah lokasi. Sehingga lokasi pemancar yang pada mulanya berada di Jl. Dr. Sutomo No. 45, maka pada tanggal 30 Mei 1982 dipindah ke Jl. Gayam No.38 yang sekarang ini menjadi Jl. Gayam No.24. kepindahan studio Radio Geronimo  ke alamat tersebut dikaitkan dengan hari jadi yang ke-11 yaitu pada tanggal 31 Mei 1982.
Pada tahun 1988 merupakan tahun titik balik dari Radio Geronimo dan bahkan mempengaruhi kehidupan radio di Yogyakarta. Dengan mengandalkan otak, akal pikiran, keberanian, permodalan dan perasaan Radio Geronimo mulai memfokuskan pada perkembangan teknologi, yaitu pada pemancar dengan frekwensi sangat tinggi, dengan kualitas modulasi yang bersifat “meruang” atau lebih dikenal dengan istilah FM Stereo. Saat bulan puasa 1408 Hijriah , atau tepatnya 18 April 1988 pemancar Geronimo FM Stereo hasil eksperimen para teknisinya mengudara di kota Yogyakarta.
Dengan surat rekomendasi d dari pengurus daerah PRSSNI No. 54/S/III/1988,an rekomendasi dari pengurus pusat PRSSNI No. 32C/PRSSNI/I/1988 tertanggal 30 Maret 1988, Ijin Badan Pembina Radio Siaran Non Pemerintah  No. 000/K/VIII/RSNP/VII/1988 tertanggal 30 Juli 1988, pada tanggal itu juga turun ijin untuk siaran percobaan menggunakan frekwensi 105,8 MHz dengan nama panggilan PM5FIP.
Dengan rasa bangga dan keyakinan serta percaya diri, pada awal tahun 1989, tepatnya pada tanggal 1 Januari 1989 resmilah GERONIMO FM STEREO dengan callsign PM5FIP, Radio Siaran Swasta nasional Indonesia yang memberanikan diri untuk mempelopori sebagai radio yang pertama kali mengudara di kota Yogyakarta dengan menggunakan jalur FM pada frekwensi 105,8 MHz.
Berdasarkan Akte Notaris/PJ Pembuat Akta Tanah R.M Soerjanto Partaningrat, SH nomor 19 tertanggal 26 Desember 1990,  PT. Radio Geronimo telah mengadakan perubahan sebagai berikut :
Kepala akta dihapuskan & diganti kepala akta baru, yang berbunyi sebagai berikut :
PT. RADIO GERHA ROWANG NISSREYASA MODANA disingkat “GERONIMO”
Kata-kata ini diambil dari bahasa Kawi, yang dalam bahasa Indonesia artinya Sasana Persahabatan Yang Terbaik dan Menggembirakan.  Mulai saat itulah Radio Geronimo mulai mengudara dan berkibar dengan nama baru dan menjadi radio siaran swasta nasional bergengsi nomor satu di Yogyakarta.

Bidang Usaha dan Jenis-jenis Kegiatan 
PT. Radio Geronimo bergerak di bidang usaha jasa radio siaran swasta nasional. Dalam menjalankan fungsinya sebagai media masa elektronik, Geronimo FM menyampaikan informasi kepada masyarakat dan memenuhi permintaan produsen/klien untuk menginformasikan produknya. Apabila diperlukan, PT. Radio Geronimo juga membantu produsen/klien untuk menangani kegiatan yang bersifat off-air melalui Geronimo Event Management.

Kos Kosan Gayam

Kos Kosan Gayam adalah drama komedi berdurasi satu jam yang menampilkan problematika keseharian tiga mahasiswa yang kos di kota pelajar. Kisah persahabatan mereka di perantauan ini disampaikan secara kocak lewat tiga karakter utama:
Bram adalah mahasiswa asal Jakarta yang (sok) playboy, gaul, kaya dan bijaksana tapi selalu meleset dalam memberikan solusi atas masalah yang dihadapi kedua sahabatnya.
Icuk Simarmata, pemuda asal Sumatera yang selalu ingin serba cepat tapi ceroboh. Lantang berbicara, sok tegas, tapi justru paling manja dan sangat tergantung dengan ibunya yang nun jauh di Medan.
Terakhir adalah Parwoto, mahasiswa asal Klaten yang berkarakter polos, sopan dan tidak bisa lepas dari ayam-ayam kesayangannya.
Ikuti pengalaman lucu mereka setiap Kamis jam 9 malam.

Sejarah SMP 8 Yogyakarta

Tak terasa, sudah lima puluh tahun sekolah kita tercinta ini berdiri. Sejak zaman‘kuda gigit besi’, atau istilahnya zaman ‘jadul’ (jaman dulu), ketika kita belummencicipi gairah kehidupan, bahkan ketika gerakan G30S/PKI masih padakedudukan paling ‘panas’nya, hingga zaman ‘jambrut’ (jaman brutal), dimanakita sudah dapat merasakan indahnya kehidupan yang serba damai, sertamudahnya kehidupan dengan teknologi yang kian maju seiring berkembangnyaera globalisasi ini. Sudah banyak yang kita dapatkan, sekaranglah saatnya kitauntuk mengulik kembali sejarah SMP N 8 Yogyakarta.
Gerbang SMP N 8 Yogyakarta dahulu
Gedung SMP 8 didirikan pada awal tahun 1954 di atas tanah berukuran9567 m2
. 
Dulunya sekolah kita ini bukanlah sekolah biasa, namun adalah sebuahtempat penyelenggaraan pendidikan SGP (Sekolah Guru Pertama). kemudianpada tahun 1956 SGP ini berubah menjadi SGB II (Sekolah Guru Biasa), dan padasaat itu tampuk kepemimpinan sekolahnya digenggam oleh Bapak Samidjo HadiSupatmo, BA.Lalu pada tanggal 1 Agustus 1960, seperti yang telah kita duga, gedungSGB II itu diubah menjadi gedung SMP N 8 Yogyakarta, dan pada saat itulah IbuMandoyo Dewono diserahi tanggungjawab sebagai kepala sekolah pertamasekolah kita yang kita banggakan ini. Beliau menduduki jabatan kepala sekolahkurang lebih selama sepuluh tahun. Pada tahun 1970, beliau digantikan olehBapak Drs. Soewondo Dwiatmojo, yang mengepalai SMP N 8 Yogyakarta selamadua belas tahun. Ini adalah periode terpanjang yang pernah ada di dalamsejarah SMP N 8 Yogyakarta. Masa pemerintahan beliau berakhir pada tanggal31 Maret 1982, dan saat itu pula masa kepemimpinan Bapak Drs. Suyadidimulai.Drs. Suyadi menjadi kepala sekolah selama 6 tahun 10 bulan dan 16 hari,karena pada tanggal 16 Februari 1989 Bapak Drs. Suraji mulai memimpin SMP N8 Yogyakarta. Tiga setengah tahun menjelang, kemudian beliau digantikan olehBapak Drs. Soenarto yang menjabat sebagai kepala sekolah SMP N 8 Yogyakartasejak tanggal 8 Agustus 1992 hingga tanggal 16 September 1994. Singkatsekali.... Sayang kami (red) tidak mengetahui apa alasannya. Pada tanggal yangsama pula, Drs. Soenarto digantikan oleh Bapak Soetarman, BA.Bapak Soetarman, BA menjabat sebagai kepala sekolah SMP N 8 Yogyakarta selama 5 tahun. Pada tanggal 9 Februari 1999, beliau digantikanoleh Bapak Mas’udi Asy yang menjabat selama sekitar sembilan tahun. Selamasembilan tahun itu pula, SMP N 8 Yogyakarta mengalami perkembangan-perkembangan yang dirasa sangat berarti bagi seluruh civitas akademika dilingkungan SMP N 8 Yogyakarta. Beberapa infranstruktur dibangun, seperti diantaranya adalah masjid sekolah yang dapat menampung sekitar 75 % dariseluruh warga sekolah yang berjumlah lebih dari 1100 jiwa. Dan lagi, selama

masa kepemimpinan Bapak Mas’udi Asy itu pula SMP N 8 Yogyakarta naiktingkat menjadi Sekolah Standar Nasional atau yang lebih familiar disebutdengan kata ‘SSN’, tepatnya pada tahun ajaran 2004/2005. Tak puas dengangelar itu, akhirnya SMP N 8 Yogyakarta terakreditasi ‘amat baik’, nilai yangsudah diduga akan mengharumkan nama SMP N 8 Yogyakarta.Sayang beribu sayang, Bapak Mas’udi Asy akhirnya harus mengucapkanselamat tinggal kepada seluruh warga SMP N 8 Yogyakarta, karena beliaudipindah tugaskan ke sekolah yang letaknya tak begitu jauh dari SMP N 8 Yogyakarta, dan seperti yang kita tahu adalah SMP N 1 Yogyakarta.Namun ‘esa hilang, dua terbilang’. Tak sia-sia Bapak Mas’udi Asy berjuangdemi SMP N 8 Yogyakarta tercinta ini. Sebab pengganti beliau pun tak kalahbermutu dan bagus dibanding baliau. Siapakah beliau? Tentu saja, kita pastisudah dapat menebaknya, yaitu kepala sekolah kita yang sekarang : BapakSupardi H.S. Beliau dulunya memimpin SMP N 7 Yogyakarta. Bapak tiga anakyang lahir di pelosok Kulonprogo, 18 Maret 1951 ini siap menyongsong hari yanglabih cerah untuk SMP N 8 Yogyakarta, menjalankan tugas mulia yanitu menjadikepala sekolah kita hingga saat artikel ini dibuat. Pada tahun 2008, tahundimana Bapak Pardi mulai memimpin sekolah kita, SMP N 8 Yogyakarta memulaiprogram RSBI (Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional) yang diterapkan secarakhusus untuk dua kelas, yaitu kelas VII 9 dan kelas VII 10 (pada masa itu, berartiyang dimaksud disini adalah siswa-siswi SMP N 8 Yogyakarta angkatan 2011).Pada dua kelas yang telah dijatah kuotanya hingga berjumlah 28 anak per kelasitu telah dilengkapi dengan komputer, LCD, Audio Visual, Air Conditioner (AC),dan sebagainya. Selain itu pembelajarannya juga berbeda dengan kelas lainyang tergolong reguler (VII 1 sampai dengan kelas VII 8), yaitu denganpembelajaran yang berbasis teknologi informasi / internet serta menjalin sebuah
partnership
dengan sekolah-sekolah modern di luar negeri.